Kontroversi Terhadap Penggunaan Nama Allah Dengan Yahweh

iahushua – Akhir- akhir ini ada sedompol orang Kristen yang tidak mau mengenakan julukan“ Allah” untuk pujaan orang percaya namun mengganti julukan Allah dalam Alkitab ganti bahasa Tubuh Alkitab Indonesia( LAI) dengan Eloim( selayaknya: Elohim), julukan“ TUHAN” dengan Yahweh, julukan“ Yesus Kristus” dengan Yesua Hamasiah. Penyebabnya antara lain:

Kontroversi Terhadap Penggunaan Nama Allah Dengan Yahweh – 1. Allah merupakan dewa/ fetis yang disembah orang Arab, selaku dewa air, dewa bulan, dan lain- lain.
2. Julukan“ Allah” berawal dari Babilonia yang memuja fetis, kemudian menabur ke Arab.
3. Allah merupakan julukan Tuhannya pemeluk Islam, bukan pemeluk Kristen.
4. Julukan diri( proper name) Tuhan merupakan Yahweh, berarti mengubah namanya dengan“ Allah” merupakan salah apalagi dikira memaki Yahweh, sebab sudah mengubah nama- Nya dengan julukan dewa ataupun fetis( I Taw. 16: 26). Ini berarti seluruh tutur artikulasi dalam bahasa apapun di bumi buat Tuhan[misalnya:“ God”( Inggris), Gott( Jerman), Dieu( Perancis), Debata Mulajadi Na Bolon( Batak), Baginda( Sunda/ Jawa)] wajib ditukar dengan tutur Yahweh ataupun Elohim, sebab julukan lain sama dengan julukan dewa.

Kontroversi Terhadap Penggunaan Nama Allah Dengan Yahweh

Kontroversi Terhadap Penggunaan Nama Allah Dengan Yahweh

Julukan Yahweh wajib dimuliakan serta dikuduskan( Kel 20: 7, Mat. 6: 9), sebab julukan Yahweh merupakan julukan Tuhan yang salah satunya serta turun temurun( Yes. 42: 8, Kel. 3: 15, Zach. 14: 9). Sebagian perihal yang butuh kita pahami dahulu saat sebelum kita membenarkan ataupun menyangkal pemikiran itu. Antara lain: Dalam Alkitab Yahudi( Masoret Text) terdapat 3 julukan penting yang dipakai buat menunjuk pada“ The Supreme God” ini yang awal merupakan:

1. El/ Elohim. Julukan El serta Elohim dapat dipakai selaku titel/ gelar/ panggilan biasa( generic appelative) atau julukan diri( proper name), terkait konteksnya. Mis: Kej. 33: 20“ Allah( Elohim) Israel merupakan Allah( El). Tetapi julukan El lebih banyak dipakai selaku“ julukan diri” Tuhan, sebaliknya Elohim lebih banyak dipakai selaku“ gelar/ titel/ panggilan biasa”. Julukan El pula disejajarkan dengan julukan Yahweh. Mis: Ul. 9: 5“ Saya, TUHAN( Yahweh), Allahmu( Elohim), merupakan Allah( El) yang dengki; Kej. 28: 16- 19, dan lain- lain. Julukan kedua dalam bahasa Yahudi merupakan:
2. YHWH( ataupun YHVH) yang diucap dengan sebutan: Tetragrammaton. Julukan ini terkini diketahui Musa selaku individu yang bawa pemeluk Israel pergi dari Mesir. Kel. 6: 1- 2“ Akulah TUHAN( Yahweh), Saya sudah menampakkan diri pada Abraham, Ishak serta Yakub selaku Allah( El) yang Mahakuasa, namun dengan nama- Ku TUHAN( Yahweh), Saya belum melaporkan diri.( Bnd. Kel. 3: 13- 14). Jadi pada era patriakh julukan“ El/ Elohim”- lah yang dipakai serta terkini pada era Keluaran julukan Yahweh diklaim pada Musa. Dengan begitu pemikiran kalau julukan Yahweh merupakan julukan salah satunya dari abadi hingga abadi tidak betul. Lagipula sekalipun julukan Yahweh sudah dipublikasikan, nyatanya julukan El selaku julukan diri sedang digunakan pula apalagi hingga setelah Pengasingan di Babel selaku pengganti julukan Yahweh( Yes 40: 18; 43: 10- 12). Julukan ketiga dalam bahasa Yahudi merupakan:
3. ADONAI, diterjemahkan selaku“ Tuan” ataupun“ Tuhan”( beda dengan Yahweh yang diterjemahkan“ TUHAN”). Dalam PL dekat 300 kali Adonai digunakan selaku tutur di depan Yahweh. Oleh LAI supaya tidak memunculkan klise tidak diterjemahkan jadi“ Tuhan TUHAN”, tetapi“ Tuhan ALLAH”( beda penyusunan dengan“ Allah” yang ialah alih bahasa dari El/ Elohim). Pada era ke III sM, Eliezer, Pemimpin Besar Bagian Allah di Yerusalem mengutus para pakar buku Israel ke Mesir atas ajakan raja Ptolomeus Philadelpus buat menterjemahkan Alkitab PL bahasa Yahudi ke bahasa Yunani, yang diucap sebagaiSeptuaginta( LXX ataupun 70). Dalam Septuaginta sebutan El/ Elohim diterjemahkan menjadiTheos, serta Yahweh/ Adonai jadi Kurios( ataupun Kyrios). Penukaran julukan dalam penterjemahan itu tidak jadi permasalahan untuk orang Ibrani.

Septuaginta merupakan Alkitab yang dipakai oleh Yesus ataupun para rasul ketika mereka hidup. Beberapa besar cuplikan PL dalam PB didapat langsung dari Septuaginta, sekalipun kalimatnya terdapat yang sedikit berlainan dengan bacaan Masoret( Yahudi). Berarti Theos serta Kurios merupakan sebutan yang mereka gunakan buat mengatakan El/ Elohim serta Yahweh. Serta tidak terdapat fakta bagian dalam Alkitab yang membuktikan kalau mereka keberatan atas penterjemahan itu. Sebutan Theos serta Kurios pula digunakan oleh para pengarang Alkitab Akad Terkini( yang ditulis dalam bahasa Yunani) buat menulis julukan sembahan mereka.. Di kusen salib Yesus memanggil julukan Bapa- Nya dengan mengatakan“ Eli/ Eloi Eli/ Eloi lama sabakhtani( Mat. 27: 46, Mrk. 15: 34). Dikala itu Yesus berdialog dalam bahasa aksen lokal Aram, bukan bahasa Yahudi yang mengatakan Tuhan selaku El/ Elohim ataupun Yahweh. Berarti memanggil julukan El/ Elohim dalam bahasa non Yahudi, dikira alami oleh Yesus.

Kenyataan kalau Tuhan tidak menorehkan“ Nama- Nya” dalam bahasa“ Yahudi” saja, menyadarkan kita kalau warnanya alih bahasa bahasa ialah salah satu metode yang Tuhan gunakan buat memberitahukan firman- Nya. Kelihatannya tidak terdapat satu bahasa juga yang diseleksi Tuhan selaku bahasa sah sorgawi, bisa jadi dengan arti supaya bahasa tidak diperdewakan( bibliolatry). Berlainan dengan Yudaisme yang bertabiat sentripetal( memusat) ke Yerusalem serta bangsa/ bahasa Yahudi ataupun Islam ke Mekah serta bangsa/ bahasa Arab; Kekristenan bertabiat sentrifugal( menabur) cocok Mandat Agung Penginjilan( Mat. 28: 19). Jadi Berita Bagus dikabarkan bukan selaku dominasi bangsa Ibrani dengan bahasa Ibraninya namun selaku kepunyaan bangsa- bangsa lain pula. Bandingkan: Yohanes mengatakan Yesus selaku Logos( Yoh. 1: 1) sebutan Yunani yang diketahui durasi itu selaku“ ilham/ hikmat paling tinggi dari si Inventor” atau Paulus yang memberitahukan Allah Monotheisme( Si Inventor) pada orang Athena dengan memakai jalur masuk“ Allah yang tidak diketahui”( Kis. 17: 23) dengan cara kontekstual. Paulus memakai sebutan ataupun julukan yang terdapat, setelah itu membagikan uraian isi yang terkini kepada sebutan ataupun julukan itu.

Baca Juga : Mengulas Mengapa Yaweh Yang Disebutkan Dalam Alkitab

Pada hari Pentakosta ialah“ hari kelahiran gereja”, sabda Tuhan yang diucapkan oleh para rasul justru diterjemahkan ke bermacam bahasa oleh Arwah Bersih!( Kis. 2: 1- 13). Pada dikala itu juga orang Arab telah terdapat yang jadi Kristen( ay. 11) serta mengikuti sabda dalam bahasa Arab pastinya. Alkitab alih bahasa Aram- Siria yang diucap“ Peshita” memakai julukan“ Alaha”, yang ialah kemajuan artikulasi julukan El ke aksen Aram- Siria. Penemuannya yang tertua berawal dari dini era V( 2 era saat sebelum era Islam). Pemakaian tutur Alaha dalam jemaat Gereja Orthodox Siria kuno telah terjalin lama sekali serta tidak terbawa- bawa adat ateis‘ Jahiliyyah’ yang mempengaruhi di dekat Mekah. Inskripsi Ummul Jimmal pada medio era ke 6 meyakinkan di dekat Siria julukan Allah disembah dengan rancangan yang betul. Inskripsi itu dimulai dengan pernyataan Allah ghafran( Allah memaafkan). Alkitab Arab memakai julukan Allah selaku kemajuan artikulasi julukan El ke aksen bahasa Arab.

– Istilah“ Allah” berawal dari tutur“ al- illah”. Angkatan laut(AL)=“ the” dalam bahasa Inggris, illah= Tuhan. Jadi maksudnya: Tuhan yang Satu. Julukan“ Allah” ini sudah diketahui serta digunakan saat sebelum Al- Quran diwahyukan. Tutur ini tidak cuma spesial untuk Islam saja, melainkan pula ialah julukan yang oleh pemeluk Kristen yang berbicara Arab dari gereja- gereja Timur dipakai buat memanggil Tuhan.
– Perlu diketahui julukan“ El” yang dipanggil Abraham merupakan pula julukan Tuhan yang dipanggil oleh Hagar, bunda Ismael( Kej. 16: 13) yang setelah itu merendahkan bangsa Arab serta agama Islam. Allah monotheis Abraham“ El” ini yang setelah itu diyakini oleh nenek moyang bangsa Arab serta setelah itu bertumbuh dalam aksen Arab selaku“ Allah”.
– Spencer Trimingham dalam bukunya Christianity Among the Arabs in the Pre- Islamic Tunes( 1997: 74) meyakinkan kalau pada tahun yang serupa dengan diselenggarakannya konsili Efesus( tahun 431), area kaum Arab sudah memiliki uskup Kristen bernama Abdelos, yang ialah pe- Yunanian dari julukan Arab“ Abdullah” yang maksudnya“ hamba Allah”.
– Encyclopaedia Britannica mencatat: Allah (bahasa Arab: “Tuhan”), satu-satunya Tuhan dalam agama Islam. Secara etimologis, nama Allah mungkin merupakan singkatan dari bahasa Arab al-Ilah, “Tuhan”. Asal usul nama tersebut dapat ditelusuri kembali ke tulisan Semit paling awal di mana kata untuk tuhan adalah Il atau El, yang terakhir menjadi sinonim Perjanjian Lama untuk Yahweh. Allah adalah kata Arab standar untuk “tuhan” dan digunakan oleh orang Kristen Arab maupun Muslim.