iahushua – “ Hamba Allah tidak cari hidup aman. Bukan bumi yang mereka senangkan. Piket dirimu tidak berbintik, loyal walaupun tes menyerang.” Bagian lagu no 61 bertajuk“ Maju, Saksi Yehuwa!” berdasarkan bagian Lukas 16: 16 itu bergaung di ruangan lantai 9 salah satu plaza di Jakarta Selatan. Seluruh yang muncul berdiri, kedua mata memandang salah satu dari 2 layar di wajah yang menyuguhkan melirik lagu. bunyi lagu itu menghentak antusias dalam catatan besar serta kecil. Mereka mengatakan tempat beribadah itu bukan gereja, melainkan Gedung Kerajaan.
Saksi Saksi Yahweh Yaitu Kristen tanpa Salib, Natal, dan Neraka – Setelahnya, seseorang penceramah berdiri di mazbah berundak. Semacam mayoritas pria lain di ruangan itu, beliau mengenakan seperangkat jaket serta dasi yang apik. Beliau mengambil ayat- ayat Alkitab yang dipegangnya. Alkitab ini sudah direvisi 2 kali serta diberi julukan Buku Bersih Alih bahasa Bumi Terkini. Anggara Pardede, jemaat Saksi- Saksi Yehuwa, beriktikad dalam Alkitab itu julukan Yehuwa diucap lebih dari 7 ribu kali. Tetapi julukan yang dikira selaku si inventor ini tidak ada dalam Alkitab akad lama serta terkini.“ Jadi Saksi Yehuwa mengembalikan julukan itu ke wujud aslinya, semacam awal mulanya serta membiasakan dengan bahasa yang bertumbuh supaya gampang memahaminya,” ucap Pardede. Di Rusia, Alkitab Saksi- Saksi Yehuwa dilarang sebab dikira muat anutan radikalis.
Saksi Saksi Yahweh Yaitu Kristen tanpa Salib, Natal, dan Neraka
Ceramah yang muat arahan Alkitab berjalan 30 menit, setelahnya mangulas pertanyaan Tower Ajudan sepanjang satu jam. Rujukan ceramah senantiasa dihidangkan dalam situsweb sah mereka. Isinya serupa di semua bumi, cuma beda bahasa. Di ruangan itu, lebih dari 80 orang yang mencermati penceramah membungkuk, membaca tipe digital pada handphone- nya tiap- tiap. Pertemuan itu ditutup dengan menyanyikan lagu, silih bersalaman, beramah tamah, serta bersih- bersih bersama. Itu malam Natal. Tetapi tidak terdapat riasan spesial ataupun aksesoris merah hidup di mazbah ataupun ruangan yang menunjukkan hari besar untuk pemeluk Kristen. Apalagi tidak terdapat sepatah perkataan juga mengenai keramaian Natal. Tidak terdapat pula ikon Yesus disalib.
Denominasi Kristen ini tidak memperingati hari kelahiran Yesus Kristus. Walaupun sedemikian itu, mereka berterus terang selaku Kristen yang taat.“ Murid- murid Yesus tidak pula memperingati Natal pada era itu. Jadi Yesus cuma menginstruksikan kematian, bukan kelahiran. Tidak terdapat memo yang khusus dalam Alkitab buat memperingati Natal,” ucap Pardede. Mereka yakin kalau tuhan itu satu serta melepaskan rancangan Trinitas. Tidak hanya itu, mereka mencegah perkawinan penganutnya dengan denominasi lain, wajib sesama jemaat Saksi- Saksi Yehuwa.
– Pedoman saksi saksi Yahweh
Gelar Yehuwa serupa dengan Yahweh ataupun YHWH. Tetapi ini bukan agama Ibrani. Anutan ini terkini masuk Indonesia pada 1930. Terhambur di semua provinsi, jumlah mereka dekat 26. 741 orang pada 2016. Organisasinya terkonsentrasi di Brooklyn, New York. Jemaatnya terdapat di 240 negeri dengan dekat 8, 3 juta pengikut. Tidak terdapat anggaran dari penguasa wilayah ataupun pusat. Mereka memercayakan donasi ikhlas dari jemaat. Tetapi mereka senantiasa berusaha angkat tangan pada penguasa, maksudnya: taat hukum, beri uang pajak teratur, sampai menangani semua persyaratan mendirikan rumah ibadah. Tetapi mereka sungkan turut aduk hal politik.
Baca Juga : Biografi Tentang Yaśodharā Yang Begitu Cantik
“ Kita tidak hendak diseleksi selaku salah satu badan partai politik,” Pardede mengatakan.“ Kita tidak pula hendak mencalonkan selaku administratur ataupun peran yang berarti dalam rezim. Kita tidak melangsungkan lobi politik, tidak mensupport partai politik ataupun calon administratur, serta tidak mencalonkan diri buat mendiami kedudukan di rezim.”“ Kita pula tidak ikut serta kelakuan muncul rasa buat mengubah penguasa. Kita menjauhi keretakan politik, kita meluhurkan perkerabatan global,” imbuhnya. Pertanyaan hal membagikan suara dalam pemilu, Pardede berkata“ tergantung ketetapan tiap- tiap Saksi- Saksi Yehuwa.”
Tetapi, mereka pula tidak mengarahkan segan dengan cara raga pada bendera Indonesia, walaupun mereka mengibarkan serta menaruh dengan serius bendera Merah- Putih.“ Gimana metode meluhurkan orangtua, apakah senantiasa menggerakkan bagian tangan khusus ataupun tindakan badan? Pasti tidak. Semacam itu kita meluhurkan ikon negeri,” ucap Pardede. Untuk Saksi- Saksi Yehuwa, akhir zaman ataupun hari akhir tidaklah kebangkrutan semua alam sarwa, melainkan musibah besar yang melumatkan banyak orang kejam. Lebihnya senantiasa hendak aman di alam.“ Era dahulu sempat terdapat akhir zaman,” begitu Pardede beriktikad dengan merujuk cerita Rasul Nuh yang diterpa banjir maha hebat serta melindungi banyak orang bagus tetapi membasmi banyak orang kejam. Beliau beriktikad akhir zaman akan terjalin buat kali kedua.“ Di buku bersih diberi ketahui kalau alam ini senantiasa terdapat, serta alam ini diserahkan pada orang.”
Bila akhir zaman bukan dalam penafsiran melumat alam ataupun alam sarwa, hingga rancangan neraka juga untuk mereka cumalah makam, bukan tempat memidana orang berdosa. Sesuatu dikala, begitu Pardede, banyak orang bagus hendak dibangkitkan kembali dari kuburan.“ Terdapat banyak orang yang senantiasa hidup tetapi terdapat miliaran orang yang pula hendak dibangkitkan,” ucapnya. Mereka pula memilah buat tidak komsumsi minuman beralkohol bila menyebabkan banyak orang di sekelilingnya tersendat. Untuk mereka, tuhan menyumpahi kemabukan serta minuman keras, tidak hanya memantulkan tindakan abur. Demikian juga dengan komsumsi babi.
Saksi- Saksi Yehuwa beruntun melaksanakan penginjilan dari rumah ke rumah. Tidak hirau agama ataupun keyakinan penunggu rumah, mereka hendak menarangkan utama anutan Saksi- Saksi Yehuwa. Setelahnya mereka berikan majalah serta membuktikan situsweb sah mereka pada penunggu rumah.“ Jika kita tiba bukan berarti kita ingin mengganti agama orang, kita cuma memberitahukan suatu yang lebih bagus,” terangnya.
Baca Juga : Mengenal Sejarah Paskah Yahudi Israel Serta Perbedaannya dengan Paskah Kristen
– Pelajaran agama yang ada di sekolah
Rhona Shinta jadi pengikut Saksi- Saksi Yehuwa semenjak baya 11 tahun, tetapi semenjak SD sampai SMA, beliau menjajaki pelajaran agama Kristen.“ Sebab tidak terdapat anutan Saksi Yehuwa. Ajarannya lumayan serupa sebab dari Alkitab, narasi Adam, Hawa, Rasul Musa. Cuma keyakinan semacam Yesus merupakan Allah yang berlainan,” ucap Shinta. Beliau mengatakan banyak temannya kandas mengerti kenapa Saksi- Saksi Yehuwa tidak memperingati Natal serta serupanya.“ Sehabis ketahui Saksi Yehuwa,( sahabat) yang sebelumnya ramah jadi tidak ramah lagi,” ceritanya. Ada pula Yosafat, 26 tahun, terkini memutuskan diri jadi pengikut Saksi- Saksi Yehuwa semenjak baya 20 tahun. Beberapa besar keluarganya sedang merangkul Protestan. Beliau afdal mempelajari pilihannya sehabis siuman kalau buku bersih tidak semata- mata dihapalkan.
“ Memanglah awal mulanya mereka beranggapan ini anutan menyimpang sebab tidak memantulkan orang Kristen pada biasanya yang lazim memperingati Natal, memiliki salib. Kita jelaskan lama- lama dasar kita sama—yakni Alkitab. Kesimpulannya mereka dapat paham,” ucap Yosafat. Anggara Pardede mengatakan pihak denominasi ini senantiasa berusaha mempersiapkan supaya terdapat mata pelajaran Saksi- Saksi Yehuwa di kursi sekolah. Sepanjang ini mereka mau jadi guru tanpa biaya. Mayoritas sekolah mengutip jalur tengah, memohon muridnya buat menulis serta memohon ciri tangan penceramah.“ Jadi apakah anak itu menjajaki ibadah, itu jadi rujukan guru agama di sekolah mereka,” tutur Pardede.